Peternakan sapi Tabebuya yang berada di Jalan Rukam Kecamatan Binjai Barat, akui hewan kurban terbebas dari PMK. (lpc-online/red) |
BINJAI, LPC-ONLINE | Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi, kambing, marmut, dan sejumlah hewan lainnya, membuat pemerintah harus mengawasi pelaksanaan kurban pada Idul Adha tahun ini.
Pengawasan itu dilakukan, agar hewan kurban tetap dalam keadaan sehat dan sesuai dengan syarat kurban. Sehingga masyarakat yang ingin berkurban pun tidak dirugikan.
Di Kota Binjai, pengawasan hewan kurban akan dilakukan dengan menerbitkan surat edaran yang mengatur tentang dokumen kesehatan hewan dari luar daerah.
Kabid Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kota Binjai, Drh Zefri Helmi, mengatakan, saat ini surat edaran sedang disusun dan nantinya akan dilayangkan ke lurah, masjid, serta panitia kurban.
"Hewan kurban dari daerah lain harus di lengkapi surat keterangan kesehatan hewan yang ditanda tangani dokter hewan berwenang dari daerah asal," kata Zefri.
Zefri menjelaskan, PMK tidak menular kepada manusia. Sehingga daging hewan yang terkena PMK dapat dikonsumsi. "Ciri-ciri atau gejala hewan ternak yang terjangkit PMK, demam tinggi, air liur yang berlebihan, adanya lepuh dan erosi sekitar mulut, lidah, gusi, kulit sekitar kuku dan puting kambing," bebernya.
"PMK merupakan penyakit yang sangat menular kepada hewan ternak, dimana dalam satu kandang bisa terjangkit, tetapi tingkat kesembuhannya tinggi mencapai 100 persen apabila ditangani dengan cepat dan tepat," tambahnya.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Binjai, mengajak masyarakat muslim untuk tidak menurunkan semangat ibadah kurban. "Secara individu kurban merupakan wujud ketaatan dan ketakwaan seorang hamba kepada Allah, karena perintah kurban tersebut berdasarkan Al-quran dan sunnah," Kata Ketua MUI Binjai M Jamil.
Pantauan di peternakan sapi Tabebuya, Kecamatan Binjai Barat, terlihat kondisi sapi dalam keadaan sehat. Menurut peternak, Efendy Ibrahim, sejak virus PMK menyerang beberapa wilayah, dirinya langsung memberikan perawatan ekstra terhadap sapi-sapinya.
“Alhamdulillah, tidak ada sapi kurban kita yang terjangkit PMK. Kami rutin mengecek kesehatan ternak oleh tim ahli. Kami juga menyiapkan CCTV untuk memudahkan kita dalam memantau hewan kurban itu sendiri," ungkapnya.
Terkait persiapan kurban, kata Efendy, peternakan Tabebuya juga siap membantu masyarakat yang ingin berkurban untuk menyalurkan hewan kurbannya ke masyarakat yang membutuhkan sesuai syar'i hewan kurban itu sendiri.
“Warga tidak perlu lagi bolak-balik ke kandang, ini kita lakukan sekaligus menghindari penyebaran virus dari luar atau antisipasi dan memutus rantai penyebaran virus PMK," imbuhnya. (lp05)
Social Header